LAPORAN
PRAKTIKUM
MUTU
ORGANOLEPTIK
UJI
PEMBEDAAN BERPASANGAN BUBUR SUSU TEPUNG BERAS
Dan
UJI
HEDONIK NUGGET LELE
NAMA
:MIA FRRANSISCA
NIM :1321011010
PROGRAM
STUDI ILMU GIZI
SEKOLAH
TINGGI KESEHATAN WIDYA CIPTA HUSADA
2015
UJI
PEMBEDA BERPASANGAN BUBUR SUSU TEPUNG BERAS
Dan
UJI
HEDONIK NAGGET LELE
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tepung beras (rice flour) dibuat dari
gilingan beras, dapat dibeli di
toko-toko khusus (Paula Figoni 2008). Tepung beras merupakan tepung rendah protein yang tidak mengandung gluten,
yang membuat tepung beras menjadi bahan
yang sering digunakan dalam pembuatan makanan (baked goods) yang tanpa gluten (gluten free).
Tepung beras banyak digunakan dalam pembuatan makanan dan kue tertentu terutama di etnis Timur Tengah dan produk
Asia dan salah satunya adalah
Indonesia yang banyak memakai tepung beras dalam pembuatan kue-kue tradisional yang biasanya bertekstur basa
seperti kue lapis.Dalam beberapa tahun terakhir, beras , terutama tepung beras
, karena memiliki sifat fungsional
yang unik, igunakan dalam beberapa jenis novel food (makanan yang dimodifikasi) seperti tortilla, minuman, processedmeats,
puding , salad dressing, dan
roti bebas gluten. ( Kadan dan Ziegler 1989; McCue 1997; Kadan dan lain-lain 2001) . Dalam 100gr tepung terigu mengandung
energi 353 kkal, proyein 7 gram, lemak 0,5 gram dan karbohidrat 80 gram
(TKPI,2008). Tepung beras juga sering digunakan untuk bahan pembuatan bubur.
Dalam pembuatan bubur, santan dapat diganti dnegan susu skim karena susu skim
mengandung rendah lemak. Dalam 100 gram susu skim mengandung energi 36 kkal,
protein 3,5 gram , lemak 0,1 gram dan
karbohidrat 5.1 gram. (TKPI 2008)
Nugget adalah sejenis makanan yang dibuat dari
daging giling atau daging cacah yang diberi bumbu, yang dibentuk dalam cetakan
tertentu, kemudian di kukus, dipotong-potong sesuai ukuran, dipanir, dibekukan,
dan sebelum dikonsumsi dilakukan penggorengan. Nugget merupakan makanan siap
saji yang merupakan modifikasi dari produk daging giling yang biasanya berasal
dari daging ayam. Dikatakan nugget karena bentuk awalnya seperti nusset atau
balok emas dengan warna kuning keemasan. Sekarang bentuk nugget sudah
bervariasi seperti drum stick, finger, dinosaurus, dan berbagai bentuk
yang menarik yang disukai anak-anak. Nugget ikan adalah salah satu bentuk
olahan dari ikan yang dapat dikembangkan. Respon konsumen terhadap nugget cukup
bagus mengingat sekarang ini orang juga memperhatikan kepraktisan sebuah
produk. Nugget dapat disimpan dalam bentuk beku.
Pengolahan
nugget juga dapat memperpanjang daya simpan daging ikan lele. Nugget ikan lele
berpotensi untuk dikembangkan. Nugget ikan lele dapat dikonsumsi baik anak-anak
maupun orang dewasa. Rasa nugget lele memang sedikit unik namun tetap lezat
sebagai hidangan pelengkap. Nugget merupakan makanan yang disukai anak-anak
maupun orang dewasa karena rasanya yang mengundang selera.(Resmi dan Yuliati,
2011)
Dalam
praktikum uji organoleptik kami menggunakan dua metode dengan produk yang
berbeda yaitu , uji pembeda berpasangan untuk bubur susu tepung beras disangrai
dan tidak disangrai dan uji hedonik untuk nugget lele.
a. Uji Perbedaan Berpasangan
Prinsip uji ini hampir
menyerupai uji pasangan. Perbedaannya adalah pada uji pasangan pertanyaannya
ada atau tidak adanya perbedaan. Sedang pada uji perbandingan pasangan,
pertanyaanya selain ada atau tidak adanya perbedaan, ditambah mana yang lebih,
dan dilanjutkan dengan tingkat lebihnya. (anonim 2006)
Metode uji perbandingan
berpasangan yaitu :
1.
Kehadapan panelis disajikan dua macam sari buah dan dua macam biscuit
secara
bergantian.
bergantian.
2.
Nilailah ada tidaknya perbedaan rasa dan kemanisan untuk sari buah serta
perbedaan rasa
dan kerenyahan untuk biscuit. Penilaian dilakukan pada formulir pertanyaan di bawah ini
dengan cara mengisikan angka 1 jika ada perbedaan dan angka 0 jika tidak ada perbedaan.
dan kerenyahan untuk biscuit. Penilaian dilakukan pada formulir pertanyaan di bawah ini
dengan cara mengisikan angka 1 jika ada perbedaan dan angka 0 jika tidak ada perbedaan.
3.
Kumpulkan data dari semua panelis dan analisis menggunakan table. (anonim 2006)
b.
Metode Hedonik
Uji hedonik merupakan suatu kegiatan pengujian yang
dilakukan oleh seorang atau beberapa orang panelis yang mana memiliki tujuan
untuk mengetahui tingkat kesukaan atau ketidaksukaan konsumen tersebut terhadap
suatu produk tertentu. Panelis diminta tanggapan pribadinya tentang kesukaan
atau ketidaksukaan. Tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik contoh tingkat
tersebut adalah seperti sangat suka, suka, agak suka, netral, agak tidak suka,
tidak suka, dan sangat tidak suka.Uji hedonik paling sering digunakan untuk
menilai komoditi sejenis atau produk pengembangan secara organoleptik.Jenis
panelis yang bisa digunakan untuk melakukan uji hedonik ini adalah panelis yang
agak terlatih dan panelis tidak terlatih. Penilaian dalam uji hedonik ini
bersifat spontan. Ini berarti panelis diminta untuk menilai suatu produk secara
langsung saat itu juga pada saat mencoba tanpa membandingkannya dengan produk
sebelum atau sesudahnya (Gusfahmi, 2011)
Menurut Kartika (1988) tanggapan senang atau suka sangat
bersifat pribadi.
Kesan seseorang
sebagai petunjuk
tentang penerimaan
suatu komoditi.
Tujuan uji penerimaan adalah
mengetahui
apakah suatu komoditi atau sifat sensorik
tertentu dapat diterima oleh masyarakat. Tanggapan
senang atau suka harus
pula diperoleh
dari sekelompok
orang yang
dapat mewakili pendapat
umum atau mewakili
suatu populasi masyarakat tertentu. Dalam
kelompok uji penerimaan ini termasuk uji kesukaan (hedonik) dan uji mutu
hedonik. Uji kesukaan pada dasarnya merupakan pengujian yang panelisnya
mengemukakan responnya
yang berupa senang tidaknya
terhadap
sifat bahan
yang diuji.
Pengujian ini umumnya digunakan untuk
mengkaji reaksi konsumen terhadap suatu bahan. Panelis sebaiknya diambil dalam
jumlah besar, yang mewakili populasi masyarakat tertentu.
Skala nilai yang digunakan dapat berupa nilai
numerik dengan
keterangan verbalnya,
atau keterangan
verbalnya saja dengan
kolom yang dapat diberi tanda oleh panelis. Skala nilai dapat dinilai dalam
arah vertikal atau horizontal. Menurut Soekarto (1985) di samping panelis mengemukakan tanggapan
senang, suka atau kebalikannya, mereka juga mengemukakan tingkat kesukaannya.
Tingkat-tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik. Misalnya dalam hal “suka”,
dapat mempunyai skala hedonik seperti: amat sangat suka, sangat suka, suka,
agak suka. Sebaliknya jika tanggapan itu “tidak suka”, dapat mempunyai skala
hedonik seperti: amat sangat tidak suka, sangat tidak suka, tidak suka,
agak tidak suka. Di antara agak suka dan agak suka kadang-kadang ada tanggapan
yang disebut netral, yaitu bukan suka tetapi juga bukan tidak suka (neither like nor dislike) (Kartika,
1988).
1.2 Tujuan
1.2.1
Tujuan uji pembeda pasangan adalah
menguji atau menilai ada tidaknya perbedaan antara dua macam produk (bubur susu
tepung beras disangrai dan tidak disangrai).
1.2.2
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui
produk mana yang paling disukai oleh masyarakat berdasarkan penilaian hedonik
yang didapatkan.
BAB II
BAHAN , METODE dan HASIL
-
Waktu
: 10.00 WIB
-
Tempat :
Lab.Gizi dan Bioscience STIKes Widya Cipta
Husada Kepanjen
-
Hari , Tanggal : Sabtu , 07 Maret 2015
2.1 Bahan dan Metode
1. UJI
PEMBEDA BERPASANGAN BUBUR SUSU TEPUNG BERAS
Alat
:
o
Panci
o
Spatula kayu
o
Gelas belimbing
o
Gelas takar
o
Timbangan
o
Sendok
o
Mangkuk
o
Penggorengan (Wajan)
o
Baskom
o
Sendok
o
Kertas label
o
Tisu
o
Serbet
Bahan
:
a. Bubur
susu tepung beras disangrai
o
300 gram tepung beras “Rose Brand”
o
12 sdt susu skim (cairkan dengan 200 ml
air)
o
½ sdt garam
o
150 gram gula pasir
o
300 ml air
b. Bubus susu tepung beras tidak disangrai
o
300 gram tepung beras “Rose Brand”
o
12 sdt susu skim (cairkan dengan 200 ml
air)
o
½ sdt garam
o
150 gram gula pasir
o
300 ml air
Metode :
1. Campur
tepung beras dengan sedikit air, aduk hingga tidak bergerindil.
2. Masukkan
adonan tepung ke dalam panci masak di atas api kecil, sambil aduk-aduk terus
tambahkan susu yang telah dicairkan tadi.
3. Terus
aduk-aduk sampai adonan bubur mendidih dan mengental, aduk terus selama kurang
lebih 20-30 menit
4. Penyajian
: ambil mangkuk saji, beri bubur. Siap disajikan.
2. UJI
HEDONIK NUGGET LELE
-
Waktu : 07.00 WIB
-
Tempat :
Lab.Gizi dan Bioscience STIKes Widya Cipta
Husada Kepanjen
-
Hari , Tanggal : Sabtu , 09 Maret 2015
Alat :
o
Penggorengan(wajan)
o
Serok dan sutil
o
Loyang
o
Pengukus
o
Blender
o
Solet
o
Piring besar dan kecil
o
Mangkuk
o
Timbangan
o
Baskom
o
Sendok dan garbu
o
Gelas
o Samir kertas
o
Pisau
o
Lemari es
o
Kertas label
o
Tissue
o
Serbet
Bahan :
A. Ada
3 perlakuan pada nugget lele
1. 70% lele : 30 % sayur(P234)
o
Lele 199,5 gram
o
Wortel 42,75 gram
o
Bayam 42,75 gram
2. 50
% lele :50% sayur (P121)
o
Lele 142,5 gram
o
Woterl 71,25 gram
o
Bayam 71,25 gram
3. 100
% lele (P356)
o
Lele 285 gram
B. Bahan
o
2 butir telur
o
2 siung bawang putih
o
100,5 tepung terigu
o
67 gr tepung kanji
o
1 adt garam
o
1 gelas air matang
o
Minyak goreng secukupnya
o
2 butir telur , kocok lepas
o
150 gram tepung roti
Metode
:
1. Masukkan
daging lele, wortel, telur, bawang putih , tepung terigu, tepung kanji , garam
, air matang , aduk rata
2. Olesi
Loyang dengan sedikit minyak goreng, lalu masukkan adonan , dan ratakan
3. Kukus
sdonan di dandang selama 20 menit atau sampai matang, angkat dan dinginkan.
4. Potong-potong
adonan , lalu celupkan ke kocokan telur, dan gulingkan ke tepung roti. Lakukan
sebanyak 2 kali.
5. Simpan
adonan nugget di dalam lemari es dan keluarkan sebelum disajikan. Goreng
menggunakan minyak goreng panas hingga kuning kecoklatan.
6. Angkat
dan sajikan.
Perbandingan :
perbandingan
|
LELE : SAYURAN
|
||
100% lele
|
70 : 30 %
|
50 : 50 %
|
|
LELE
|
285
gr
|
199,5
gr
|
142,5
gr
|
WORTEL
|
-
|
42,75
gr
|
71,25
gr
|
BAYAM
|
-
|
42,75
gr
|
71,25
gr
|
Petunjuk
untuk penguji :
P121 : Nugget dengan 50% daging lele dan 50%
sayuran
P234 :
Nugget dengan 70% daging lele dan 30% sayuran
P 356 : Nugget
dengan 100% daging lele tanpa campuran
2.2 HASIL
1. Uji
Perbedaan Berpasangan Bubur Susu Tepung Beras
Nama
kelompok :
1. Mia
Fransisca
2. Ratna
dewi
3. Evi
Nur Miftahul Jannah
Tabel
1. Data Uji Pembedaan Berpasangan dari 10 Orang Panelis
Panelis
|
Bubur susu tepung beras disangrai
(879)
|
Bubur susu tepung beras tidak sangrai
(534)
|
||||
Warna
|
Flavor
|
Konsistensi
|
Warna
|
Flavor
|
Konsistensi
|
|
Erdian
Reksamana B.S
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
Harsastri
P.S
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
Maria
Christiani
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
M.Ardhian
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
M.Taufik
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
Nevie
Janny
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
Novitasari
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
Radia
C.R
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
Samsul
Rifai
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
Ummul Jazilah
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
Jumlah
|
5
|
10
|
7
|
5
|
10
|
7
|
Dari Tabel nomer 2 jumlah panelis 10, dapat dilihat bahwa
untuk jumlah panelis 15 orang, maka jumlah panelis yang harus menyatakan beda
pada tingkat 5% adalah minimal 12 orang, untuk tingkat 1% minimal 13 orang dan
untuk tingkat 0.1% minimal 14 orang. Berdasarkan data yang diperoleh maka kesimpulan-kesimpulan
yang dapat ditarik adalah :
1. Tidak terdeteksi adanya perbedaan rasa sari buah pada
tingkat 5%.
2. Kemanisan kedua sari buah berbeda nyata pada tingkat 5%.
3. Tidak terdeteksi adanya perbedaan rasa biscuit pada
tingkat 5%.
4. Kerenyahan kedua macam biscuit berbeda nyata pada tingkat
1%.
Pada table 1 dapat dilihat bahwa untuk
jumlah panelis 10 orang, maka jumlah panelis yang harus menyatakan beda pada
tingkat 5% adalah 9 orang, untuk tingkat 1 % adalah 10 orang dan untuk tingkat
0.1% adalah -. yang menyatakan beda
untuk warna 5 orang , flavor 10 orang dan konsistensi 7 orang.
Lampiran 1 Formulir
uji perbedaan pasangan 10 panelis
Lampiran 2 Dokumentasi
UJI HEDONIK NUGGET LELE
Nama Kelompok Kompilasi
:
1.
Hassastri
2.
M.harwi
3.
Erlita
4.
Hayu
WARNA
|
P 121
|
P 234
|
P 356
|
P1
|
1
|
3
|
1
|
P2
|
1
|
3
|
2
|
P3
|
3
|
2
|
3
|
P4
|
3
|
1
|
2
|
P5
|
3
|
1
|
1
|
P6
|
2
|
2
|
2
|
P7
|
3
|
1
|
1
|
P8
|
3
|
1
|
3
|
P9
|
2
|
2
|
2
|
P10
|
3
|
3
|
3
|
total
|
24
|
19
|
20
|
AROMA
|
P 121
|
P 234
|
P 356
|
P1
|
3
|
1
|
3
|
P2
|
3
|
1
|
2
|
P3
|
2
|
1
|
3
|
P4
|
3
|
3
|
3
|
P5
|
3
|
2
|
1
|
P6
|
1
|
2
|
3
|
P7
|
3
|
1
|
3
|
P8
|
2
|
2
|
1
|
P9
|
1
|
2
|
3
|
P10
|
1
|
3
|
1
|
total
|
22
|
18
|
23
|
RASA
|
P 121
|
P 234
|
P 356
|
P1
|
3
|
1
|
1
|
P2
|
3
|
2
|
1
|
P3
|
2
|
1
|
3
|
P4
|
1
|
2
|
3
|
P5
|
2
|
2
|
3
|
P6
|
1
|
1
|
2
|
P7
|
1
|
1
|
3
|
P8
|
2
|
1
|
1
|
P9
|
1
|
1
|
2
|
P10
|
1
|
1
|
1
|
total
|
17
|
13
|
20
|
TEKSTUR GIGIT
|
P 121
|
P 234
|
P 356
|
P1
|
3
|
3
|
1
|
P2
|
3
|
2
|
1
|
P3
|
3
|
2
|
3
|
P4
|
2
|
1
|
3
|
P5
|
3
|
3
|
3
|
P6
|
2
|
2
|
2
|
P7
|
3
|
3
|
3
|
P8
|
3
|
2
|
1
|
P9
|
2
|
2
|
2
|
P10
|
3
|
3
|
3
|
total
|
27
|
23
|
22
|
Amatan
|
P 121
|
P 234
|
P 356
|
||||||
SS
|
S
|
TS
|
SS
|
S
|
TS
|
SS
|
S
|
TS
|
|
Warna
|
6
|
2
|
2
|
3
|
3
|
4
|
3
|
4
|
3
|
Aroma
|
5
|
2
|
3
|
2
|
4
|
4
|
6
|
1
|
3
|
Rasa
|
2
|
3
|
5
|
0
|
3
|
7
|
4
|
2
|
4
|
Tekstur Gigit
|
7
|
3
|
0
|
4
|
5
|
1
|
5
|
2
|
3
|
|
20
|
10
|
10
|
9
|
15
|
16
|
19
|
9
|
13
|
SS :
Sangat Suka
S : Suka
TS :
Tidak Suka
·
Dari ketiga sampel didapatkan hasil dari
penjumlahan nilai paling disukai secara umum adalah sampel P121
·
Warna : paling disukai P 121
·
Aroma : paling disukai P 356
·
Rasa
: Paling disukai P 356
·
Tekstur Gigit : paling disukai P 121
UJI MUTU HEDONIK DENGAN SPSS (ANOVA)
Sampel P 121
: VAR00001
Sampel P 234 :
VAR00002
Sampel P 356 :
VAR00003 (baku)
Varian dinyatakan berbeda dengan contoh baku ketika
nilai sig : <0,05
WARNA
ANOVA
|
||||||
|
|
Sum of Squares
|
df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
VAR00001
|
Between
Groups
|
1.733
|
2
|
.867
|
1.300
|
.331
|
Within
Groups
|
4.667
|
7
|
.667
|
|
|
|
Total
|
6.400
|
9
|
|
|
|
|
VAR00002
|
Between
Groups
|
.233
|
2
|
.117
|
.122
|
.887
|
Within
Groups
|
6.667
|
7
|
.952
|
|
|
|
Total
|
6.900
|
9
|
|
|
|
·
VAR00001
: terdapat perbedaan signifikan pada Warna sampel VAR00001 dengan sampel baku
VAR00003
·
VAR00002
: terdapat perbedaan signifikan pada Warna sampel VAR00002 dengan sampel baku
VAR00003
AROMA
ANOVA
|
||||||
|
|
Sum of Squares
|
df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
VAR00001
|
Between
Groups
|
.767
|
2
|
.383
|
.393
|
.689
|
Within
Groups
|
6.833
|
7
|
.976
|
|
|
|
Total
|
7.600
|
9
|
|
|
|
|
VAR00002
|
Between
Groups
|
1.600
|
2
|
.800
|
1.400
|
.308
|
Within
Groups
|
4.000
|
7
|
.571
|
|
|
|
Total
|
5.600
|
9
|
|
|
|
·
VAR00001
: terdapat perbedaan signifikan aroma pada sampel VAR00001 dengan sampel baku
VAR00003
·
VAR00002
: terdapat perbedaan signifikan aroma pada sampel VAR00002 dengan sampel baku
VAR00003
RASA
ANOVA
|
||||||
|
|
Sum of Squares
|
df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
VAR00001
|
Between
Groups
|
2.350
|
2
|
1.175
|
2.193
|
.182
|
Within
Groups
|
3.750
|
7
|
.536
|
|
|
|
Total
|
6.100
|
9
|
|
|
|
|
VAR00002
|
Between
Groups
|
.350
|
2
|
.175
|
.700
|
.528
|
Within
Groups
|
1.750
|
7
|
.250
|
|
|
|
Total
|
2.100
|
9
|
|
|
|
·
VAR00001
: terdapat perbedaan signifikan pada rasa sampel VAR00001 dengan sampel baku
VAR00003
·
VAR00002
: terdapat perbedaan signifikan pada rasa sampel VAR0002 dengan sampel baku
VAR00003
TEKSTUR GIGIT
ANOVA
|
||||||
|
|
Sum of Squares
|
df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
VAR00001
|
Between
Groups
|
1.300
|
2
|
.650
|
5.687
|
.034
|
Within
Groups
|
.800
|
7
|
.114
|
|
|
|
Total
|
2.100
|
9
|
|
|
|
|
VAR00002
|
Between
Groups
|
.233
|
2
|
.117
|
.211
|
.815
|
Within
Groups
|
3.867
|
7
|
.552
|
|
|
|
Total
|
4.100
|
9
|
|
|
|
·
VAR00001
: tidak terdapat perbedaan signifikan tekstur gigit pada sampel VAR00001 dengan
sampel baku VAR00003
·
VAR00002
: terdapat perbedaan signifikan tekstur gigit pada sampel VAR00002 dengan
sampel baku VAR00003
Lampiran
1 Formulir uji hedonik 10 panelis
Lampiran
2 Dokumentasi
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan Kelompok
Pengujian pembedaan digunakan untuk menetapkan
apakah ada perbedaan sifat sensorik atau organoleptik antara dua contoh.
Meskipun dalam pengujian dapat saja sejumlah contoh disajikan bersama, tetapi
untuk melaksanakan pembedaan selalu ada dua contoh yang dapat dipertentangkan.
Uji pembedaan digunakan untuk menilai pengaruh macam-macam perlakuan modifikasi
prosesatau bahan dalam pengolahan pangan bagi industri atau untuk mengetahui
adanya perbedaan atau persamaan antara dua produk dan komoditi yang sama
(Anonim, 2008).
Pada praktikum uji pasangan, dilakukan uji
rasa, konsistensi, dan warna. Pengujian dilakukan dengan menggunakan tepung
beras sebagai mediannya.Panelis diminta untuk menilai adakah perbedaan pada
tepung beras yang disangrai dan tidak disangrai berdasarkan rasa, konsistensi, dan warna. Pada uji rasa, panelis disediakan dua gelas
bubur susu tepung sangrai tidak disangrai dan disangrai dengan kode 534 dan 879, kemudian panelis membandingkan rasanya dengan
cara memakannya. Pada uji konsitensi, panelis disediakan dua gelas bubur susu tepung sangrai tidak
disangrai dan disangrai dengan kode 534 dan 879, kemudian panelis membandingkan konsistensinya dengan cara mengaduk gaduk bubur.
Pada uji warna,
panelis disediakan dua gelas bubur susu tepung sangrai tidak disangrai dan disangrai dengan kode 534 dan 879, kemudian panelis membandingkan warnanya dengan cara melihatnya. Cara memberikan penilaian dengan tanda 1 jika
berbeda dan tanda 0 jika tidak ada perbedaan atau sama
Dari table 1 dapat dilihat bahwa untuk jumlah panelis 10
orang , maka jumlah panelis yang harus menyatakan beda pada tingkat 5 % adalah
minimal 9 orang, untuk tingkat 1 % minimal 10 orang dan tingkat 0,1%
Maka
kesimpulan :
- Tidak
terdeteksi adanya perbedaan warna pada kedua bubur susu pada tingkat error 5 %
- Terdeteksi
adanya perbedaan nyata flavor kedua bubur susu pada tingkat error1%
-
Tidak terdeteksi adanya perbedaan
konsistensi kedua bubur susu pada tingkat error
0.1% (Karena panelisnya hanya sedikit sehingga tingkat errornya semakin
besar karena banyak factor yang mempengaruhi)
Penyangraian tepung beras bertujuan
untuk memberikan panas awal pada tepung. Saat proses penyangraian tepung,
tepung harus terus diaduk-aduk, hal ini untuk mencegah terjadinya perubahan
warna seperti warna kecoklatan. Perubahan warna ini akan terjadi karena suhu
dan lamanya proses penyangraian, sehingga mengakibatkan tepung akan hangus atau
berubah warna kecoklatan. Lamanya proses penyangraian tergantung dari banyak
atau tidaknya tepung yang disangrai, tepung yang berat antara 1-2 kg
penyangraian dilakukan selama 10-15 menit. (Anonim 2012 )
3.2
Pembahasan Kompilasi
Dalam
pengujian kali ini kelompok kami menggunakan metode analisis Hedonik untuk
menentukan produk mana yang paling disukai oleh panelis. Jumlah panelis yang
diundang dalam uji ini ada 10 panelis.
Dalam
pengujian ini panelis memberikan nilai pada sampel yang diberi kode, dan di
analisis menggunakan SPSS 16.0 for Windows.Dari data yang dihasilkan dapat
diketahui bahwa dari ketiga sampel tersebut bahwa secara umum dari segi warna,
aroma, rasa, dan tekstur gigit sampel P 121 dengan perbandingan daging lel 50%
dan sayur 50% merupakan sampel yang paling disukai oleh panelis.
Warna
yang dihasilkan oleh sampel berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh proses
penggorengan yang berbeda, dimana lama penggorengan menjadi salah satu faktor
penentu warna nugget.
Seperti
dijelaskan bahwa pembentukan warna, penggorengan menghasilkan warna coklat
keemasan yang diinginkan. Suhu penggorengan (biasanya lebih dari 177oC)
berfungsi memblansing produk. Pada proses blansing ini terjadi inaktivasi
enzim, pengurangan udara antar sel, pengurangan volume, dan inaktivasi sebagian
mikroba (Estiasih dan Ahmadi, 2009).
Rasa
sampel juga berbeda-beda, sayuran yang disubstitusikan ke dalam bahan nugget
membuat rasa nugget tidak sepenuhnya berasa daging, namun juga ada perpaduan
rasa wortel dan bayam. Kandungan air dari bayam dan wotel membuat tekstur
nugget menjadi lebih lembek daripada nugget yang 100% terbuat dari daging lele.
Selain komposisi yang berbeda,kadar air juga dipengaruhi oleh serat dalam
wortelkarena serat memiliki daya serap air yang tinggi,semakin tinggi kadar
serat yang dihasilkansemakin tinggi pula kadar air yang dihasilkan.Menurut Tala
(2009) serat pangan memiliki dayaserap air yang tinggi, karena ukuran
polimernyabesar, strukturnya kompleks dan banyakmengandung gugus hidroksil
sehingga mampumenyerap air dalam jumlah yang besar.Kandungan air mempengaruhi
tekstur nugget yang dihasilkan, semakin tinggi kadar air maka tekstur
semakin halus dan lunak.sejalan dengan Chin dkk. (2004) dalamAdiningsih
(2012), kekerasan produk berkurang dengan meningkatnya kadar air pada bahan.
Menurut Winarno (2008) air merupakan komponen penting dalam bahan pangan karena
air dapat mempengaruhi kenampakan, teksturserta cita rasa makanan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim.2006. PENGUJIAN
ORGANOLEPTIK (EVALUASI
SENSORI) DALAM INDUSTRI PANGAN. Dari ebookpangan.com. diakses 10 Maret 2015
2. Anonim. 2008.Uji Sensoris. Surakarta: Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas
Slamet Riyadi.
3. Anonim.2012. Proses
Pengolahan Cookies Tepung Beras. Dari
4. Gusfahmi 2010.Uji Hedonik. Dari http://achmadgusfahmi.blogspot.com/2010/03/uji-hedonik.html.
Diakses 10 Maret 2015.
5. Mien dkk,2008.Tabel Komposisi Pangan Indonesia(TKPI).Jakarta:PT Elex Media
Komputindo Gramedia.
6. Meta Mahendradatta, 2007. Modul Perkuliahan Analisa Sensori. Ilmu
dan Teknologi Pangan ; Universitas Hasanuddin.Makassar.
7. Soekarto,S.T.1985.Penilaian Organoleptik untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian.
Bharata Karya Aksara :Jakarta.
8. Resmi dan yuliati.2011. Pegolahan Ikan Lele.Jakarta. Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan
Perikanan.
9. Adiningsih,
N.R. 2012. Evaluasi kualitas nugettempe
dari berbagai varietas kedelai. Skripsi. Fakultas Teknologi
Pertanian.Institut Pertanian Bogor. Bogor.
10. Malasari.
2005. Sifat fisik dan organoleptiknugget ayam dengan penambahan wortel(Daucuscarota L.,). Skripsi.
FakultasPeternakan. Institut Pertanian Bogor.Bogor
11. Winarno,
F. G. 2008. Kimia Pangan dan Gizi.Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
12. Tala,
Z. Z. 2009.Manfaat Serat Bagi Kesahatan.Departemen
Ilmu Gizi. FakultasKedokteran. Universitas Sumatra Utara.
Lampiran
Uji Perbedaan berpasangan
Lampiran
1 Formulir Uji perbedaan Berpasangan
Lampiran
2 Dokumentasi
Foto saat
berlangsungnya uji perbedaan berpasangan
Lampiran
Uji Hedonik
Lampiran
1 formulir uji hedonik
Lampiran
2 Dokumentasi
Foto saat
berlangsungnya uji hedonik
cara input datanya kedalam spss gimana yah?
BalasHapus?
cara analisis mutu uji hedonik di spss gimna??
BalasHapus